JAKARTA – Memasuki tahun politik, peran ulama dan tokoh umat sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk memberikan pencerahan dan edukasi dalam mengikuti pemilihan umum baik secara legislatif dan eksekutif.
Majelis Ulama Indonesia dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III, selain serius menyoroti isu kemanusiaan dan konflik dunia, juga membentuk komisi A yang membahas tentang isu perpolitikan di Indonesia.
“Alhamdulillah beberapa hari yang lalu telah terlaksana Mukernas III MUI. Mukernas yang istimewa di tahun politik seperti saat ini. Dihadiri oleh para capres-cawapres,” kata Ustaz Zaitun, Kamis (7/12/2023).
Wantim MUI Pusat tersebut juga menjelaskan bahwa secara organisasi MUI terus berproses dalam mencapai cita-citanya kedepan dan dapat memainkan perannya secara maksimal di masyarakat.
“Alhamdulillah MUI terus berproses menuju pencapaian cita-citanya. Khittah ini harus terus dijaga sejak berdirinya MUI tahun 1975 yang lalu hingga di masa yang akan datang. Semoga MUI terus dapat menjalankan perannya sebagai shadiqul hukumah (mitra pemerintah), khadimul ummah (pelayan umat), serta himayatul ummah (menjaga umat),” terangnya.
![](https://zaitunrasmin.id/wp-content/uploads/2023/12/Hadiri-Mukernas-III-MUI-Ustadz-Zaitun-Rasmin-Sebutkan-Pentingnya-Edukasi-Politik-Kebangsaan-dan-Keumatan-2-2.jpeg)
Ustadz Zaitun yang juga tergabung dalam Komisi A dalam Mukernas MUI ke-III merumuskan beberapa hal yang berkaitan dengan Pemilu 2024.
“Mukernas III menegaskan bahwa MUI harus independen dalam Pilpres maupun Pileg. MUI tetap konsisten mengarahkan umat. Diantaranya sebagaimana tertuang dalam rekomendasi Mukernas III agar umat tidak terperangkap oleh money politics yang bisa mengakibatkan madharat berkepanjangan,” tegasnya.
Namun kata Ustaz Zaitun bahwa para pengurus MUI tidak boleh pasif, pengurus MUI harus mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang politik kebangsaan dan keumatan.
“Agar umat tidak salah memilih pemimpin, dan agar umat dan semua pihak tidak menempuh cara-cara yang bertentangan dengan syariat Islam seperti risywah (money politik) dan kecurangan dalam berbagai bentuknya,” ungkapnya.
Laporan: Media UZR