Ustadz Dr. KH. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., MA, adalah da’i kelahiran Gorontalo yang akrab dipanggil Ustadz Zaitun. Terkenal juga dengan inisial “UZR”.
Ustadz Zaitun Rasmin lahir di Gorontalo pada tanggal 24 Desember 1966 dari pasangan ayahanda Rasmin Wakiden dan sang ibunda Muznah Bumulo. Meski lahir di Gorontalo, namun beliau habiskan masa kecilnya di Lasusua. Salah satu desa di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Ustadz Zaitun Rasmin menyelesaikan sekolah dasarnya disana.
Beranjak ke tingkat SMP, beliau berpindah lagi ke kota lain. Kota terbesar di pulau Sulawesi atau bahkan terbesar di Indonesia Timur waktu itu, yaitu kota Makassar. Ustadz Zaitun selesaikan jenjang SMP-nya di SMP Negeri 2 Makassar.
Inilah awal mula beliau menetap di Makassar. Hingga kelak menyelesaikan SMA di SMA Muhammadiyah 1 Makassar dan kuliah di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Dengan lika-liku yang panjang, beliau akhirnya berkesempatan belajar ke mancanegara. Ustadz Zaitun banting setir dari Unhas ke LIPIA Jakarta, kemudian ke Universitas Islam Madinah. Semuanya jenjang S1.
Untuk jenjang S2, beliau selesaikan “takhashshush” pada bidang siyasah syar’iyyah (politik Islam) di Universitas Al Aqidah Jakarta. Kemudian jenjang S3 -nya di bidang pendidikan Islam, beliau selesaikan di Universitas Ibnu Khaldun Bogor.[1]
Desertasi Ustadz Zaitun Rasmin berjudul “Mafhum Tarbiyah Tahfizhil Qur’an ‘inda ’Alim Bugisiy Lanre Said” atau “Konsep Tarbiyah Tahfidz Al Qur’an Menurut Ulama Bugis KH. Lanre Said”.
Gurutta Lanre Said adalah ulama kharismatik pendiri pesantren khusus penghafal Al-Qur’an (tafizhul qur’an) di Kajuara Tuju tuju Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Pesantren ini didirikan pada tahun 1975 dan termasuk jajaran pesantren pencetak hafizh terbaik di Indonesia.[2]
Dari Kota Daeng Menuju Kota Nabi
Kiprah beliau di kancah dakwah berawal sekitar tahun 1984 di Unhas ini. Beliau masih berstatus sebagai mahasiswa semester 4 Fakultas Pertanian.
Sebagai aktivis mahasiswa di kampus, beliau bersama kawan-kawannya menghadapi masalah ketika akan menggelar pengajian. Terasa sekali minimnya jumlah da’i. Utamanya da’i yang akrab dengan dunia kampus.
Masalah ini diam-diam mengendap di benak Ustadz Zaitun yang telah 2 tahun duduk di bangku kuliah. Menurut beliau, masalah ini harus segera diatasi. Mahasiswa tidak boleh sekedar menimba ilmu di kampus tanpa belajar ilmu agama.
Beliau bersama kawan-kawannya sesama mahasiswa mulai gencar mengadakan kajian. Harus belajar agama, hingga punya bekal untuk berdakwah di kampus.
Semakin rajin kajian, justru semakin terasa ini belum memadahi. Terbesitlah niat di hati Ustadz Zaitun muda untuk “banting setir”.
“Biarlah saya fokus di dakwah, sementara teman-teman melanjutkan kuliah,” ujar Zaitun sebagaimana dikutip dalam wawancara oleh Majalah Hidayatullah. Akhirnya beliau memutuskan untuk berhenti kuliah.
Sejak itu, Ustadz Zaitun memperdalam bahasa Arab. Sembari belajar, Ustadz Zaitun tetap menjalankan aktivitas dakwahnya. Di masa-masa inilah beliau mendirikan sebuah yayasan bernama Fathul Mu’in, cikal bakal ormas Wahdah Islamiyah.
Awalnya, Ustadz Zaitun belajar bahasa Arab secara otodidak. Di masa itu, pengajar bahasa Arab tidak banyak. Rupanya fenomena ini menambah kerisauannya. Apalagi bahasa Arab adalah kunci untuk dapat memperdalam ilmu syar’i sebagai bekal dakwah seorang da’i.
Keadaan ini mendorongnya untuk hijrah ke Jakarta lalu menimba ilmu di LPBA (Lembaga Pendidikan Bahasa Arab) yang sekarang dikenal dengan nama LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab).
Baru sekitar 1,5 tahun belajar di LIPIA, Ustadz Zaitun mendapat kesempatan belajar di Madinah. Beliau mendapat beasiswa belajar di Fakultas Syari’ah Universitas Islam Madinah.
Tahun 1995 beliau selesai dan kembali ke tanah air. Berdakwah lagi di Makassar. Selang tiga tahun, beliau mendirikan Wahdah Islamiyah pada tanggal 19 Februari 1998.
Nama Wahdah Islamiyah artinya persatuan Islam dalam bahasa Indonesia. Ini adalah gambaran cita-cita besar yang ingin diwujudkan. Umat Islam harus bersatu. Persatuan adalah perintah Allah.
“Kami memiliki harapan dan cita-cita besar. Ke depan, kami ingin melihat persatuan umat Islam di atas kebenaran,” demikian pernah beliau lontarkan penuh berharap.
Namun demikian beliau sadar, cita-cita besar itu tidak bisa diwujudkan sendirian. Perlu kerja keras dan nafas panjang. Perlu kerjasama, bukan satu dua orang. Bukan sepuluh dua puluh da’i. Bahkan sejuta da’i pun belum tentu cukup.
Dari sini, bersama para asatidzah kawan seperjuangannya, beliau dirikan STIBA (Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab). Tepatnya pada tahun 1998, berlokasi di Kota Makassar.
Dari Indonesia Timur cahaya dakwah mulai berpendar. Dari STIBA, kemudian sekolah-sekolah berbagai jenjang didirikan. Dari TKA/TPA berlanjut SD Wahdah Islamiyah, SMP Wahdah Islamiyah, dan SMA Wahdah Islamiyah.
Selain sekolah tinggi dan lembaga pendidikan berbagai jenjang, Wahdah Islamiyah juga mendirikan berbagai amal usaha. Ada koperasi, rumah sakit, percetakan, produksi air minum, dan lain sebagainya.
“Ini murni dibuat oleh anak-anak dari Timur (Makassar) dan tempatnya hanya masjid (awalnya). Pada perkembangannya, alhamdulillah, kami mulai mendapatkan bantuan (dari donatur),” ungkap beliau.
Sejak tahun 2002, Wahdah Islamiyah bertransformasi menjadi organisasi masyarakat (ormas) Islam. Kini di tahun 2023 telah memiliki 36 DPW (Dewan Pengurus Wilayah) di tingkat provinsi dan 243 DPD (Dewan Pengurus Daerah) di tingkat kabupaten/kota, di seluruh Indonesia. Ada juga sayap kemuslimahannya, Muslimah Wahdah.
Wahdah Islamiyah bertransformasi dari yayasan menjadi ormas karena menyesuaiakan regulasi yang ada di negara kita. Undang-undang yang ada, tidak membolehkan yayasan memiliki keanggotaan. Karena itu Wahdah Islamiyah menyesuaikan. Sekarang pun sudah menyesuaikan dengan aturan yang terbaru, sekarang namanya perkumpulan.
Dari Kota Nabi Hingga Negeri Matahari Terbit
Ustadz Zaitun Rasmin pernah mendapat kesempatan mengajar di Jepang. Tepatnya di Islamic Arabic Institute of Tokyo. Selama 4 tahun disana beliau mengajar bahasa Arab.
Tentu menjadi pengalaman dakwah yang unik. Mahasiswanya beragam. Tidak semuanya muslim, beragam agamanya bahkan ada yang atheis. Peluang dakwah begitu besar, namun di saat yang sama pada masa itu pasca peristiwa 9/11, tantangannya cukup berat.
Pengalaman unik itu diantaranya seperti yang pernah beliau kisahkan, “Mereka sangat antusias. Apalagi ketika saya menawarkan diri untuk membacakan Al-Qur’an”.
Mereka tidak percaya bahwa Al-Qur’an yang berjumlah lebih dari 6 ribu ayat bisa dihapal oleh ribuan orang di dunia ini. Apalagi saat Ustaz Zaitun meyakinkan bahwa Al-Qur’an dihapal hingga titik dan komanya. ”Mereka selalu bertanya, ‘apa mungkin ?”
“Alhamdulillah, berkat hidayah Allah, lebih dari 40 orang Jepang menjadi muslim,” kenang beliau.
Ketika diminta kampusnya di Jepang untuk mengajar kembali di sana, Ustadz Zaitun tegas menjawab, “Terima kasih, saya punya tugas dakwah lebih besar di Negeri ini.”[3]
Latar Belakang Organisasi
Ustadz Zaitun Rasmin sangat aktif terlibat di berbagai organisasi. Dari yang lokal, hingga kancah nasional dan internasional. Antara lain:
1. Pendiri dan Ketua Yayasan Pesantren Wahdah Islamiyah (YPWI) 1998-sekarang[4]
2. Pendiri dan Ketua Umum Ormas Wahdah Islamiyah (2000-2002, 2007-sekarang)[5]
2. Ketua Rabithah (Ikatan) Ulama dan Da’i Asia Tenggara[6]
3. Wakil Sekjen MUI Pusat (2016-2020)
4. Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI (2020 sd sekarang)[7]
5. Inisiator (Bersama Dr. Adian Husaini dan Ustadz Bachtiar Nasir) pendiri Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) dan menjabat sebagai Wakil Ketua sampai sekarang.[8]
6. Wakil Ketua Ikatan Alumni Universitas-universitas Saudi Arabia[9]
7. Anggota Syuro Persatuan Alumni Universitas Islam Madinah
8. Wakil Ketua GNPF (Gerakan Nasional pengawal Fatwa) MUI
9. Pendiri Komite Solidaritas (KITA) Palestina
10. Anggota Syuro Majelis Pelayan Jakarta (MPJ)[10]
11. Ketua Gerakan Kemenangan (Gema) Jakarta [11]
13. Ketua Forum Ukhuwah Pemuda Islam Sulawesi Selatan
14. Pembina Yayasan Gerakan Penegakan Shalat
15. Anggota Tim Ulama Indonesia untuk Perdamaian Afghanistan[12]
Dll
Pengalaman Konferensi Internasional (sebagai Peserta maupun Narasumber)
Ustadz Zaitun Rasmin sangat aktif mengikuti forum-forum yang membahas kemaslahatan bersama. Baik nasional maupun internasional. Termasuk dialog-dialog antar agama. Berikut ini diantara konferensi-konferensi internasional yang pernah beliau ikuti:
1. Konferensi WAMY (World Assembly of Muslim Youth) ke-11 pada tanggal 2-4 Oktober 2010 di Jakarta[13]
2. Konferensi Asia Pasifik tentang Palestina (Asia-Pacific Community Conference for Palestine) pada tanggal 20-30 Juni 2011 di Jakarta[14]
3. Konferensi tentang As Salafiyyah di Istanbul, Turki[15]
4. Konferensi tentang tadabbur Al Quran di Doha, Qatar
5. Konferensi tentang Islam dan demokrasi di Kairo, Mesir
6. Konferensi tentang perdamaian dunia yang dihadiri oleh Sekjen PBB di Doha, Qatar: 16th Doha Forum – 21 – 23 May 2016, Doha – Qatar[16][17]
7. Konferensi tentang taddabbur Al Quran di Casablanca, Maroko
8. The First Saudi Arabia Investor Forum (SAIF) 2018 – 15-17 January 2018 di Jakarta[18]
9. Meeting of Kabul Peace Process II – “Peace and Security Cooperation” – di Kabul, 28 Februari 2018[19]
10. Konferensi ulama 3 negara : Indonesia-Afghanistan-Pakistan di Bogor 2018 (Trilateral Ulama Conference of Indonesia, Afghanistan, and Pakistan “Islam as Rahmatan lil Alamin, Peace and Stability in Afghanistan” – di Bogor, 11 Mei 2018)[20]
11. Konferensi tentang perdamaian Afghanistan di Jeddah, Saudi Arabia 2018[21]
12. Konferensi ulama dan tokoh ummat internasional tentang “Al Washatiyyah” di Bogor (High-Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyat Islam – Bogor, 1-3 May 2018)[22]
13. The International Conference on Islamic Unity: The Perils of Labelling and Exclusion di Mekkah, Saudi Arabia, 12-13 Desember 2019[23]
14. Konferensi internasional tentang wasathiyyah di Mekkah, Saudi Arabia 2019
15. Pembicara di konferensi internasional: The 15th International Symposium of Jurisprudential Sciences in Oman: “Jurisprudence of Water in Islamic Law”, 1-3 Desember 2019[24]
16. Konferensi Ulama tentang perdamaian Palestina (The 2022 Muslim Scholars Summit) di Kuala Lumpur, 20-22 Mei 2022[25]
17. Konferensi R20 dengan tema: Revealing and Nurturing Religion as a Source of Global Solutions: A Global Movement for Shared Moral and Spiritual Values di Bali, 2-3 November 2022[26]
18. Pembicara di konferensi internasional: “Role of Ulema in fostering a culture of interfaith peace and social harmony in India and Indonesia” – di India, 28 November 2022[27] [28]
19. Konferensi internasional – The 8th World Peace Forum (WPF): “Human Fraternity and The Middle Path as the Foundation for a Peaceful, Just, and Prosperous World” – di Solo, Indonesia, 17-18 November 2022[29]
Catatan Kaki:
[1] https://www.ppsuika.ac.id/2019/08/17/promosi-doktor-pendidikan-agama-islam-dr-muhammad-zaitun-rasmin-doktor-ke-202/
[2] https://journal.stiba.ac.id/index.php/nukhbah/article/view/87
[3] Majalah Hidayatullah Ed.02/Juni 2009 Kolom Figur Hal. 40
[4] https://vervalyayasan.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil?yayasan_id=17515D6B-47C0-4C32-8240-A129376FFFB7
[5] https://wahdah.or.id/sejarah-berdiri-manhaj/
[6] https://www.antaranews.com/berita/466814/ikatan-ulama-dan-dai-se-asean-resmi-dibentuk
[7] https://mui.or.id/info-kepengurusan
[8] https://nu.or.id/warta/sejumlah-intelektual-dan-ulama-deklarasikan-miumi
[9] https://www.rri.go.id/internasional/135308/indonesia-tuan-rumah-pertemuan-alumni-perguruan-tinggi-arab-saudi
[10] https://tv.republika.co.id/berita/oaxord216/majelis-pelayan-jakarta-lakukan-penyaringan-cagub-dki-jakarta
[11] https://www.viva.co.id/berita/metro/888164-gema-jakarta-akan-kawal-pilkada-jujur
[12] https://www.voaindonesia.com/a/taliban-yakin-ulama-dan-pemerintah-ri-berperan-upayakan-perdamaian-afghanistan/5024506.html
[13] https://kemenag.go.id/internasional/menag-buka-konferensi-internasional-wamy-ke-11-raxdyz
[14] https://www.antarafoto.com/id/view/155821/konferensi-asia-pasifik-untuk-palestina
[15] https://www.aa.com.tr/en/todays-headlines/istanbul-conference-analyses-salafism-in-modern-era/917204
[16] https://wahdah.or.id/pimpinan-wahdah-bertemu-dengan-sekjen-pbb-pada-konferensi-internasional-forum-doha-di-qatar/
[17] https://qatarconferences.org/dohaforum2016/
[18] https://finance.detik.com/properti/d-3815238/200-pengusaha-saudi-kumpul-di-jakarta-bidik-investasi-properti
[19] https://www.canberra.mfa.af/news/the-kabul-process-declaration.html
[20] https://www.voaindonesia.com/a/konferensi-trilateral-ulama-hasilkan-deklarasi-bogor-untuk-perdamaian/4389637.html
[21] https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180711200006-120-313374/deklarasi-bogor-jadi-acuan-konferensi-ulama-se-dunia-di-saudi
[22] https://www.aa.com.tr/id/pg/Galeri-Foto/ktt-cendekiawan-muslim-dunia-dihelat-di-istana-bogor
[23] https://themwl.org/en/islamic-unity-conference
[24] https://khazanah.republika.co.id/berita/q1y7ih313/konferensi-internasional-ilmu-fikih-bahas-masalah-air
[25] https://www.muftiwp.gov.my/ms/media-menu/berita-pmwp/pejabat-mufti-wilayah-persekutuan/5265-sidang-kemuncak-ulama-islam-2022-muslim-scholars-summit-2022
[26] https://pilarindonesia.com/2022/11/03/ketua-umum-wahdah-islamiyah-hadiri-pertemuan-forum-r20-di-bali/
[27] https://stiba.ac.id/2022/11/30/hadiri-undangan-pemerintah-india-tokoh-pendiri-stiba-makassar-sampaikan-kunci-kerukunan-hidup-masy
[28] https://mujahiddakwah.com/2022/12/jadi-pembicara-di-india-pimpinan-umum-wahdah-islamiyah-sampaikan-indahnya-kerukunan-beragama-di-indonesia/
[29] https://khazanah.republika.co.id/berita/rjwjp9366/world-peace-forum-ke8-akan-lahirkan-surakarta-message