JAKARTA – Memasuki tahun politik Dr. KH. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., MA terus menyampaikan edukasi politik kebangsaan dan keummatan, hal tersebut dilakukan di Masjid Al-Qalam CitraGran Cibubur dengan tema ‘Sikap Umat Islam dalam Pemilihan Presiden’, Senin Subuh (25/12/23).
Ustaz Zaitun Rasmin di awal tuasiahnya mengingatkan para jamaah untuk mulai menghidupkan kembali pengajian-pengajian di Masjid.
“Saya ingin mengingatkan bahwa kajian, pengajian adalah sesuatu yang harus selalu kita hidupkan bila ada kesempatan. Karena ini adalah jalan untuk kita bisa mendapatkan ilmu dari tempat yang terbaik, dan bagaimanapun belajar secara langsung itu tetap menjadi hal yang diutamakan,” ujarnya.
Dalam awal penyampaiaanya menjelaskan bahwa tema ini begitu menarik dan mungkin dianggap sensitif, yakni sikap umat Islam dalam pemilihan presiden.
“Mungkin ada yang pikir, wah ini kita mau dikasih tau siapa yang mau dipilih. Tentu tidak, di masjid kita tidak akan kampanye. Di masjid kita tidak akan menyebut siapa. Apalagi langsung orangnya atau menyebut orang atau partai dan nomor urutnya, tentu tidak. Tetapi tidak berarti umat Islam dibiarkan begitu saja tanpa ada arahan, tanpa ada pencerahan tentang masalah ini,” kata Ustaz Zaitun.
“Padahal persoalan kepemimpinan itu adalah sangat penting, dalam misalnya menyambut pemimpin tertinggi secara kehidupan bernegara disebut presiden. Hal paling mendasar yang harus kita ketahui adalah keutamaan kepemimpinan dalam Islam, kepemimpinan itu menjadi satu keperluan dan kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia,” sambungnya.
Ustadz Zaitun menegaskan bahwa kepemimpinan atau kekuasaan itu milik Allah subhanahuwata’ala. Allah yang merupakan pemilik seluruh kekuasaan dan kerajaan, Allah memberikan kekuasaan kepada siapa Dia kehendaki dan mencabut kekuasaan dari siapa yang Dia kehendaki.
“Dalam kaitannya dengan bagaimana kemimpinan diwujudkan di tengah-tengah manusia. Allah SWT pemilik kekuasaan diberikan pada manusia. Siapa yang dikendaki dan dicabut dari siapa yang dikehendaki. Tapi kemudian di ayat-ayat lain dijelaskan tentang kepada siapa seharusnya kekuasaan itu didelegasikan oleh Allah SWT,” terangnya.
Ustaz Zaitun menjelaskan bahwa dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat tentang syarat kepemimpinan itu diserahkan kepada siapa.
“Dalam ayat ini (Al-Maidah 55) minimal tiga sudah disebut kriteria orang beriman. Apa itu? Mereka yang menegakkan sholat, menunaikan zakat dan tunduk kepada aturan Allah SWT. Kalau mau gampang-gampang, gimana kalau mencari pemimpin. Ya dia tentu orang Islam, yang beriman bukan sekedar pengakuan. Salah satu tandanya dia sholat, menjaga sholat lima waktu. Menunaikan zakat dan tunduk atau patuh dan menerima aturan-aturan Allah SWT,” tuturnya.
Laporan: Media UZR